>

Kisah Muaffak

Muaffak adalah seorang pembuat alas kaki,yang tinggal di wilayah Damsyik.Muaffak memiliki cita-cita yang sangat mulia:pergi berhaji.Impian ini sudah lama ia pendam dan ia seakan terobesesi akan hal itu.Namun masalah ekonomi jugalah yang membuatnya terkendala untuk melaksanakan ibadah haji.Ia hanya tinggal di rumah sederhana tanpa adanya perabotan yang bagus atau mewah.Keuntungan yang ia peroleh dari membuat dan menjual alas kaki hanya cukup untuk digunakan makan sehari-hari bersama istrinya yang selalu setia menemani dan menyemangatinya.Walau kondisi ekonomi Muaffak tergolong bukan orang yang berada,namun tak membuatnya patah semangat untuk mewujudkan impiannya yaitu pergi berhaji ke Tanah Suci.Muaffak pun mulai rajin menabung.Setiap keuntungan yang ia peroleh dari hasil berdagangnya selalu ia sisihkan untuk ditabung,sekecil apapun itu.Hingga akhirnya uang tabungannya dirasa sudah cukup untuk membiayainya bersama istrinya yang tengah hamil untuk berhaji.Pada suatu malam,tetangga Muaffaq,seorang nenek yang sudah tua dan renta sedang memasak makanan bagi anak-anaknya.Aroma masakan tetangga Muaffaq itu begitu menyengat dan tercium oleh istri Muaffaq.Istri Muaffaq yang tengah hamil itupun tergiur untuk menyicipi masakan tetangganya itu.Karena tak ingin mengecewakan istrinya itu,Muaffaq pun datang mengunjungi rumah nenek tersebut dengan maksud hendak meminta sedikit saja masakan nenek tersebut.Setelah tiba dirumah nenk tersebut,Muaffaq pun lalu mengutarakan maksudnya pada nenek itu.Nenek itu lalu berkata,'Wahai Muaffaq,sesungguhnya apa yang aku masak ini adalah bangkai keledai yang aku temukan tergeletak dijalan.Aku terpaksa memasaknya karena aku dan anak-anakku sudah hampir tiga hari ini tidak memakan apapun.Jadi masakan ini haram bagimu dan istrimu,tapi bagi kami halal karena dalam keadaan sangat terpaksa".Mendengar penjalasan nenek tadi,Muaffaq pun tidak dapat menahan tangisnya.Ia bergegas kembali kerumahnya dan menemui istrinya.Ia menceritakan apa yang baru saja ia alami.Istrinya pun merasa sangat sedih dengan keadaan keluarga nenek tersebut,Kemudian atas persetujuan istrinya ia pun mengambil seluruh tabungannya untuk berhaji sebesar 3000 dirham.Uang itu lalu segera ia berikan pada nenek tadi agar nenek tersebut dapat membeli makanan agar tak lagi kelaparan.Nenek tadi meras sangat bahagia dengan kebaikan dan keikhlasan Muaffaq.Dengan demikian,batallah Muaffaq dan istrinya untuk pergi berhaji.Namun keduanya merasa sangat bahagia karena telah menolong tetangga mereka yang sedang kesusahan.Suatu malam,Nenek tetangga  Muaffaq itu bermimpi ia melihat dua sosok malaikat dalam wujud laki-laki yang tampan dan bercahaya.Salah satu dari keduanya berkata pada temannya,"Sunnguh bahagialah keluarga Muaffaq,walaupun ia belum pernah menginjakkan kakinya di Mekkah dan Masjidil Haram untuk beribadah haji,namun karena kemuliaan dan keikhlasannya,Allah telah mencatatnya dan istrinya sebagai haji yang mabrur"
Ketika terbangun dari mimpinya,sang nenek pun menemui Muaffaq dan menceritakan mimpinya itu.Mendengar hal itu,Muaffak pun langsung bersujud syukur dan menangis bahagia serta tak henti-hentinya memanjatkan puji dan syukur pada Allah SWT.Walaupun ia batal berangkat untuk melaksanakan ibadah haji,namun Allah telah mencatatnya sebagai haji yang mabrur,karena menolong tetangganya yang sedang kesulitan dengan ikhlas,tak mengharap apa-apa selain ridho Allah....

                                                                                                                                          Azhar.M.Faris

Penulis : RG-UG112 ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Kisah Muaffak ini dipublish oleh RG-UG112 pada hari Jumat, 17 Februari 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Kisah Muaffak
 

0 komentar: