>

PEMBAHASAN MAKIYYAH DAN MADANIYYAH


Bul. Hayatuna Eds. 04/Th. 02 (24 Februari 2012/02 Rabiut Tsani 1433 H)
Pengertian Makiyyah dan Madaniyyah
       Makiyyah dan Madaniyyah memiliki banyak pengertian dari berbagai pendapat. Diantara pengertian tersebut sebagaimana yang diambil dari buku Samudera Ulumul Qur’an, ada beberapa istilah dalam pembagian pendapat menurut para ulama tentang Makiyyah dan Madaniyyah. Diantara pengertian tersebut:
       Pendapat yang pertama, Makiyyah adalah wahyu yang diturunkan sebelum Hijrah. Sedangkan, Madaniyyah adalah wahyu yang turun setelah hijrah, meskipun turunnya itu di Makkah maupun di Madinah. Dalam riwayat Utsman bin Sa’ad Ar-Razi dengan sanad yang sambung kepada Yahya bin Sallam, ia berkata: “Surat atau ayat yang diturunkan di Makkah atau yang diturunkan dalam perjalannan menuju Madinah, maka wahyu tersebut termasuk Makiyyah, adapun surat atau ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. ketika beliau sedang dalam perjalanan tapi setiba beliau di Madinah maka dikategorikan Madaniyyah.
       Pendapat yang kedua, Makiyyah adalah wahyu yang turun di Makkah meskipun turunnya itu setelah hijrah, dan Madaniyyah adalah wahyu yang turun di Madinah.
       Pendapat yang ketiga, yang disebut dengan Makiyyah yaitu  wahyu yang khusus diturunkan untuk penduduk Makkah dan sekitarnya. Adapun Madaniyyah yaitu wahyu yang khusus diturunkan untuk penduduk Madinah.
       Dalam pengertian lain tentang Makiyyah dan Madaniyyah, ada beberapa persfektif pendefinisian secara terminologi (bahasa) diantaranya
1. Persfektif masa turun
        Makiyyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah saw. hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Makkah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun setelah Rasulullah saw. hijrah ke Madinah kendatipun bukan turun di Madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut Madaniyyah walaupun turun di Makkah atau Arafah.
2. Perspektif tempat turun
        Makiyyah adalah ayat-ayat yang turun di Makkah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya seperti Uhud, Quba dan Sula.
3. Perspektif objek pembicaraan
        Makiyyah adalah yang menjadi kitab orang-orang Makkah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab oaring-orang Madinah.
4. Perspektif tema pembicaraan
        Pembicaraan ayat-ayat Makiyyah mengandung tema kisah-kisah para Nabi dari umat-umat terdahulu. Sedangkan ayat-ayat Madaniyyah mengandung tema Fara’idh dan ketentuan Had.
Ciri-ciri Makiyyah dan Madaniyyah
       Ada beberapa ciri dan ketentuan dari Makiyyah dan Madaniyyah diantaranya kesimpulan para ulama tentang  beberapa ketentuan analogis bagi keduanya yang menerangkan ciri-ciri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang dibicarakan. Dari ketentuan itu menghasilkan kaeadah-kaedah ciri-ciri tersebut.
a. Ketentuan Surat Makiyyah
    1) Surah yang didalamnya mengandung “سجدة
    2) Surah yang mengandung lafazh “كلا“ Lafazh ini hanya terdapat dalam separuh ayat terakhir dari Al-qur’an dan disebutkan sebanyak 33 kali dalam 15 surah.
    3) Setiap surah yang mengandung seruan “لناس  يأيها
    4) Setiap surah yang mengandung kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu. Kecuali surah Al-Baqarah.
    5) Setiap surah yang mengandung kisah Adam dan Iblis kecuali surah Al-Baqarah.
    6) Setiap surah yang dibuka dengan huruf-huruf singkatan, kecuali Al-Baqarah dan Ali Imran. Sedangkan surah Ar-Ra’du masih diperselisihkan.
b. Tema dan Gaya Bahasa Surah Makiyyah
1) Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah SWT, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat, neraka dan siksanya, surga dan nikmatnya, argumentasi dengan orang musyrik, dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
2) Peletakkan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlaq mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat, dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara zalim. Penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.
3) Menyebutkan kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran bagi mereka dan sebagai hiburan untuk Rasulullah saw. sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan dari mereka dan yakin akan menang.
4) Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataan singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat keras. Menggetarkan hati dan maknanya pun meyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah seperti surah-surah pendek dan pengecualiannya hanya sedikit.
 c. Ketentuan Surah Madaniyyah
     1) Setiap surahnya berisi kewajiban atau had (sanksi) dan didalamnya mengandun يأيها الذين امنوا
     2) Setiap Surah yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik, kecuali Al-Ankabut.
     3) Setiap surah yang didalamnya terdapat dialog dengan Ahli Kitab.
 d. Tema dan Gaya Bahasa Surah Madaniyyah
     1) Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan    internasional baik waktu damai maupun perang, kaidah hukum dan masalah perundang-undangan.
     2) Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah SWT., permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki diantara mereka.
     3) Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisi kejiwaannya, membuka kedokny dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
     4) Suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang dengan gaya bahasa yang memantapkan syari’at serta menjelaskan tujuan dan sasarannya.
Cara-cara mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah
       Ada dua pendekatan yang digunakan untuk mengetahui ayat Makiyyah dan ayat Madaniyyah
a. Pendekatan Transmisi (Periwayatan).
           Dengan merujuk kepada riwayat-riwayat valid (berlaku )yang berasal dari para sahabat yang kemungkinan besar menyaksikan turunnya wahyu atau generasi tabi’in yang mendengar langsung dari para sahabat tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan proses kewahyuan Al-Qur’an, termasuk informasi kronologisnya Al-Qur’an.
       Seperti dalam kitab Al-Intishar, Abu Bakar bin Al-Baqilani menjelaskan: “pengetahuan tentang Makiyyah dan Madaniyyah hanya bisa dilacak pada otoritas sahabat dan tabi’in saja, informasi itu tidak ada yang datang dari Rasulullah saw. karena hanya memang ilmmunya tentang itu bukan kewajiban umat.”
        Otoritas para sahabat dan para tabi’in dalam mengetahui informasi konologi Al-Qur’an dapat dilihaht dari statmen-statmennya.
b. Pendekatan Analogi (Qiyas)
       Pendakatan analogi bertolak dengan ciri-ciri spesifik dari kedua klasifikasi itu. Dengan demikian bila dalam surah Makiyyah terdapat sebuah ayat yang memiliki ciri khusus Madaniyyah, maka ayat ini termasuk ayat Madaniyyah, tema sentral ditetapkan sebagai ciri khusus kedua klasifikasi.
Manfaat Mempelajari Makiyyah dan Madaniyyah
       Diantara manfaat dari mempelajari Makiyyah dan Madaniyyah adalah:
a. Membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an dengan mengetahui kronologis Al-Qur’an, seorang mufassir dapat memecahkan makna kontradiktif dalam dua ayat yang berbeda yaitu dengan konsep Nasikh-Mansukh.
     b. Pedoman bagi langkah-langkah da’wah. Ungkapan-ungkapan dan intonasi yang berbeda pada ayat Makiyyah dan Madaniyyah, memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan da’wah agar relevan dengan mustami’.
     c. Memberi informasi tentang Sirah Kenabian. Al-Qur’an adalah rujukan otentik bagi perjalanan da’wah Nabi yang tidak diragukan lagi. perjalanan da’wah Nabi ini berjalan seiring dengan penahapan turunnya wahyu baik di Makkah atau Madinah.
     d. Memahami mana surat-surat yang terakhir diturunkan sehingga bisa dimengerti apak surat tersebut Nasikh (penghapus) bagi surat sebelumnya atau Mukhossis (dikhususkan dari bentuk surat yang umum sehingga bisa di istinbat atau diambil hukumnya dari surat yang telah ditakhsis tersebut.
     e. Mengetahui urutan-urutan surat yang diturunkan di Makkah atau di Madinah. Tentang surat Makiyyah tetapi dihukumi Madaniyyah dan surat Madaniyyah yang dihukumi Makiyyah.

Penulis : RG-UG112 ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel PEMBAHASAN MAKIYYAH DAN MADANIYYAH ini dipublish oleh RG-UG112 pada hari Sabtu, 03 Maret 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan PEMBAHASAN MAKIYYAH DAN MADANIYYAH
 

0 komentar: