Syiah dan Kitab-Kitab Perusak Kehormatan
Rasulullah
![]() |
|
![]() |
|
Jum'at,
03 Februari 2012
Oleh: Muh. Nurhidayat
PADA tahun 2011 kemarin, umat Syi’ah melakukan pemberontakan berdarah di Bahrain, Arab Saudi, dan Yaman yang sebagian besar penduduknya Muslim. Malah di Yaman, para milisi Syi’ah menyerang Ponpes Syekh Muqbil Al Wadiy, yang mengakibatkan beberapa orang santri tewas dan cedera, termasuk santri asal Indonesia.
Di Suriah, selama beberapa dekade—hingga tulisan ini dibuat—pemerintah
yang didominasi salah satu sekte Syi’ah (An Nusairiyah) banyak melakukan pelanggaran HAM terhadap warga Muslim. Demikian pula di Iran, sejak Revolusi Syi’ah 1979 oleh Khomeini, pemerintah negara beribukota Teheran sangat represif terhadap kaum Sunni.
Seringkali masyarakat awam tak bisa membedakan antara Sunni dan Syiah. Bahkan sebagian besar menganggap sama. Sekilas, identitas dan ritualitas umat kedua agama tidak ada perbedaan. Namun setelah dicermati dengan benar, antara Islam dan Syi’ah terdapat perbedaan yang kontras dari tingkat keyakinan hingga tingkat aplikasi syariat.
Jika ditinjau dari kajian komunikasi dakwah, salah satu akar konflik Islam-Syi’ah adalah sikapnya dalam hal melecehkan pribadi Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), maupun penistaan atas para istri, keluarga, dan sahabat beliau.
Perusakan kehormatan tersebut banyak ditulis pada kitab-kitab karangan pemuka umat Syiah. Banyak kalangan menyebut mereka sebagai ulama Syiah.
Padahal, berdasarkan kitab-kitab imajinatif yang sarat pelecehan atas Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), para pemuka Syi’ah telah menunjukkan bahwa mereka tidak takut kepada Allah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) dan rasul-Nya.
Di bawah ini adalah kitab-kitab yang menjadi rujukan penting kaum Syiah. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Al Anwar an Nu’maniyah
Ni’matullah Al Jazairi adalah tokoh Syi’ah yang paling jahat dalam melecehkan sahabat Umar bin Khattab RA. Di dalam ‘Al Anwar an Nu’maniyah’, tokoh tersebut memfitnah bahwa Umar akan menerima siksaan lebih berat daripada Iblis karena merebut jabatan khalifah dari tangan Ali bin Abu Thalib RA, juga menulis berita bohong kalau ayah mertua Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) itu pernah (maaf) terserang penyakit ‘kotor’.
2. Al Bayan
PADA tahun 2011 kemarin, umat Syi’ah melakukan pemberontakan berdarah di Bahrain, Arab Saudi, dan Yaman yang sebagian besar penduduknya Muslim. Malah di Yaman, para milisi Syi’ah menyerang Ponpes Syekh Muqbil Al Wadiy, yang mengakibatkan beberapa orang santri tewas dan cedera, termasuk santri asal Indonesia.
Di Suriah, selama beberapa dekade—hingga tulisan ini dibuat—pemerintah
yang didominasi salah satu sekte Syi’ah (An Nusairiyah) banyak melakukan pelanggaran HAM terhadap warga Muslim. Demikian pula di Iran, sejak Revolusi Syi’ah 1979 oleh Khomeini, pemerintah negara beribukota Teheran sangat represif terhadap kaum Sunni.
Seringkali masyarakat awam tak bisa membedakan antara Sunni dan Syiah. Bahkan sebagian besar menganggap sama. Sekilas, identitas dan ritualitas umat kedua agama tidak ada perbedaan. Namun setelah dicermati dengan benar, antara Islam dan Syi’ah terdapat perbedaan yang kontras dari tingkat keyakinan hingga tingkat aplikasi syariat.
Jika ditinjau dari kajian komunikasi dakwah, salah satu akar konflik Islam-Syi’ah adalah sikapnya dalam hal melecehkan pribadi Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), maupun penistaan atas para istri, keluarga, dan sahabat beliau.
Perusakan kehormatan tersebut banyak ditulis pada kitab-kitab karangan pemuka umat Syiah. Banyak kalangan menyebut mereka sebagai ulama Syiah.
Padahal, berdasarkan kitab-kitab imajinatif yang sarat pelecehan atas Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), para pemuka Syi’ah telah menunjukkan bahwa mereka tidak takut kepada Allah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) dan rasul-Nya.
Di bawah ini adalah kitab-kitab yang menjadi rujukan penting kaum Syiah. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Al Anwar an Nu’maniyah
Ni’matullah Al Jazairi adalah tokoh Syi’ah yang paling jahat dalam melecehkan sahabat Umar bin Khattab RA. Di dalam ‘Al Anwar an Nu’maniyah’, tokoh tersebut memfitnah bahwa Umar akan menerima siksaan lebih berat daripada Iblis karena merebut jabatan khalifah dari tangan Ali bin Abu Thalib RA, juga menulis berita bohong kalau ayah mertua Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) itu pernah (maaf) terserang penyakit ‘kotor’.
2. Al Bayan
Jika pendeta Syi’ah yang lain menyerang kehormatan
Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
melalui keluarga dan sahabat, Abul Qasim Al Kuu’iy justru melecehkan pribadi
Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
sendiri. Dalam kitab ‘Al Bayan’, pemuka umat
Syiah itu menuduh Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) telah menghapus redaksi firman Allah
Subhanahu wa-ta'ala tentang keutamaan Ali bin Abu Thalib dalam Surah Al
Maa’idah ayat 67.
3. Al Ihtijaj
3. Al Ihtijaj
Seorang pendeta Syi’ah bernama Ahmad bin Manshur Ath
Thibrisi, dalam kitabnya ‘Al Ihtijaj’ menuduh para
sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
telah menghapus ayat-ayat Al Qur’an yang berisi celaan Allah Subhanahu wa-ta'ala (سبحانه و تعالى) atas mereka, agar
wibawa sahabat tidak jatuh di mata umat Islam.
4. Ajma’ul Fadha’ih
4. Ajma’ul Fadha’ih
Di dalam ‘Ajma’ul
Fadha’ih’, Al Mulla Kazhim, salah satu tokoh pengikut Syiah
menjanjikan bahwa barangsiapa yang sekali saja melaknat kedua sahabat nabi (Abu
Bakar RA dan Umar RA) maka Allah Subhanahu wa-ta'ala
(سبحانه و تعالى) akan memberinya
70 juta kebaikan, menghapuskan 1 juta kejelekan, dan mengangkatnya 70 juta
derajat.
5. Ar Raudhah minal Kafi
5. Ar Raudhah minal Kafi
Seorang tokoh agama Syi’ah, Abu Ja’far Al Kulaini di
dalam kitab ‘Ar Raudhah minal Kafi’ memfitnah semua
sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
telah murtad, kecuali 3 orang di antara mereka, yaitu Al Miqdad bin Al Aswad
RA, Abu Dzar Al Ghifary RA, dan Salman Al Farisy RA.
6. As Sujud ‘Alaa at Turbah al Huseiniyah
6. As Sujud ‘Alaa at Turbah al Huseiniyah
Dalam ‘As Sujud ‘Alaa at
Turbah al Huseiniyah’, Asy Syihristani membuat informasi
bohong, bahwa Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
pernah mengatakan kalau Allah Subhanahu wa-ta'ala
(سبحانه و تعالى) hanya menerima
shalat orang yang bersujud di atas tanah Karbala, Rasulullah Shalallaahu
'Alaihi Wasallam (صلى الله
عليه و سلم) pernah
memerintahkan para wanita Muslimah untuk meratapi jenasah Hamzah bin Abdul
Muthalib RA yang gugur dalam Perang Uhud, bahkan Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi
Wasallam (صلى الله عليه و سلم) pernah menyebutkan keutamaan
sujud di atas kuburan Husein bin Ali RA.
7. Ash Shirat al Mustaqim ila Mustahiq at Taqdim
7. Ash Shirat al Mustaqim ila Mustahiq at Taqdim
Dalam kitab ‘Ash
Shirat al Mustaqim ila Mustahiq at Taqdim’, pendeta Syi’ah
bernama Zainuddin Al Bayadhi telah melakukan pelecehan secara khusus terhadap
sahabat Utsman bin Affan RA, dengan memfitnah bahwa menantu Rasulullah Shalallaahu
'Alaihi Wasallam (صلى الله
عليه و سلم) tersebut sebagai
orang (maaf) banci, serta pernah (maaf) meniduri seorang tahanan wanita yang
akan dihukum rajam.
8. Awa’ilul Maqalaat
8. Awa’ilul Maqalaat
Muhammad An Nu’man, salah satu pemuka umat Syiah,
menuduh bahwa para sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) yang menjadi oposan
pemerintahan Ali bin Abu Thalib, adalah sebagai orang yang (maaf) murtad, sesat, terlaknat, dan kekal di dalam
neraka jahanam.
9. Bihar al Anwar
9. Bihar al Anwar
Kitab ‘Bihar al Anwar’ karangan Muhammad
bin Bagir Al Majlisi, memfitnah ‘Aisyah RA, istri Rasulullah Shalallaahu
'Alaihi Wasallam (صلى الله
عليه و سلم) sebagai seorang
perempuan yang (maaf) lemah iman dan lemah akal.
10. Fashlul Khitab
10. Fashlul Khitab
Dalam ‘Fashlul Khitab’, pemuka umat Syiah
bernama Husain Muhammad Ath Thibrisi menulis bahwa kitab suci Al Qur’an yang
berada di tangan umat Islam telah mengalami perubahan (modifikasi) dan
penyimpangan (distorsi).
11. Hadits al Ifk
11. Hadits al Ifk
Pendeta Syi’ah bernama Abu Ja’far Al Kulaini adalah
‘tukang’ tulis banyak kitab pelecehan Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم). Kitab ‘Hadits al Ifk’ merupakan salah
satu karangannya yang menghina kedua istri Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi
Wasallam (صلى الله عليه و سلم), yaitu ‘Aisyah RA dan Hafshah
RA, sebagai (maaf) perempuan kafir seperti istri Nabi Nuh AS dan istri Nabi
Luth AS.
12. Haqqul Yaqin
12. Haqqul Yaqin
Muhammad Bagir Al Majlisi, seorang tokoh Syiah, dalam ‘Haqqul Yaqin’ menyatakan bahwa
tidak sempurna iman seseorang sebelum ia membenci para sahabat nabi, terutama
Abu Bakar, Umar, Utsman, Mu’awiyah, ‘Aisyah, Hafsah, Hindun, dan Ummul Hakam,
serta orang-orang yang mengikuti mereka.
13. Miftahul
Jinan
Kitab ‘Miftahul Jinan’ adalah buku panduan
wirid umat Syi’ah yang berisi kalimat-kalimat laknat atas 2 ayah mertua
Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
(Abu Bakar RA dan UMar RA), serta kalimat-kalimat laknat atas 2 istri Nabi
Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
(‘Aisyah RA dan Hafshah RA).
14. Mira’ah al Anwar wa Misykah al Asrar
14. Mira’ah al Anwar wa Misykah al Asrar
Kitab ‘Mira’ah al Anwar wa
Misykah al Asrar’ karangan Abu Hasan Al Aamili pun juga menuduh para
sahabat baginda nabi telah melakukan penghapusan sejumlah ayat dalam Al-Qur’an.
15. Syarh Nahjih Balaghah
15. Syarh Nahjih Balaghah
Ibnu Abil Hadid, salah satu tokoh Syi’ah, dalam kitab
‘Syarh Nahjih Balaghah’, merendahkan derajat
para sahabat Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
sebagai orang-orang yang tidak memiliki keutamaan. Bahkan dengan sangat berani
ia menuduh dosa para sahabat lebih besar daripada dosa orang-orang dari
kalangan non-sahabat.
16. Tafsir al ‘Ayasyi
16. Tafsir al ‘Ayasyi
Muhammad Al ‘Ayasyi, salah satu tokoh Syiah tidak
tanggung-tanggung dalam memfitnah kedua istri Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi
Wasallam (صلى الله عليه و سلم), ‘Aisyah RA dan Hafshah RA. Al
‘Ayasyi menulis berita dusta bahwa Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) meninggal dunia karena (maaf)
telah diracun oleh ‘Aisyah dan Hafshah.
17. Tafsir al Quumi
17. Tafsir al Quumi
Ali bin Ibrahim al Quumi dalam kitabnya berjudul ‘Tafsir Al Quumi’, mengatakan bahwa di
akhirat kelak 2 sahabat utama sekaligus ayah mertua Nabi Muhammad Shalallaahu
'Alaihi Wasallam (صلى الله
عليه و سلم), yaitu Abu Bakar
RA dan Umar RA (maaf) meronta-ronta kesakitan akibat siksaan neraka jahanam,
serta menuduh janda Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) bernama ‘Aisyah RA (maaf)
berselingkuh dengan seorang sahabat bernama Thalhah RA dalam perjalanan
ke Basrah menjelang terjadinya Perang Jamal.
18. Tafsir ash Shafi
18. Tafsir ash Shafi
Menurut pemuka umat Syiah bernama Al Faidl al Kasyani
dalam kitab ‘Tafsir ash Shafi’, Abu Bakar dan Umar
(maaf) telah murtad setelah kematian nabi yang juga menantu mereka, Muhammad
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam
19. Tahdzibul Ahkam
19. Tahdzibul Ahkam
Dalam ‘Tahdzibul Ahkam’, seorang tokoh
Syi’ah bernama Ja’far Ash Shadiq menyatakan, bahwa para wanita dari kalangan ahlul bait (keluarga Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi
Wasallam (صلى الله عليه و سلم)) setara derajatnya dengan
wanita Majusi dan (maaf) wanita pelacur.
20. Ushul al Kaafi
20. Ushul al Kaafi
Di mata umat Islam, Abu Ja’far al Kulaini dikenal
sebagai The Character Assassination Maker, mengingat begitu
banyaknya kitab karangan tokoh Syi’ah tersebut yang menista Rasulullah
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله
عليه و سلم). Salah satunya
adalah ‘Ushul al Kaafi’, yang mengatakan bahwa para sahabat Nabi Muhammad
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله
عليه و سلم) telah
banyak menghapus isi Al Qur’an, sehingga kitab suci terakhir tersebut tidak
utuh lagi, 2/3 bagian hilang dan tersisa 1/3 bagian saja.
Sikap Pemerintah RI
Sikap Pemerintah RI
Berdasarkan rujukan kitab-kitab di atas (juga
kitab-kitab lainnya) yang sarat pelecehan atas kehormatan Nabi Muhammad
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله
عليه و سلم), maka umat Syi’ah
tidak akan pernah hidup berdampingan secara harmonis dengan umat Islam.
Faktormnya, umat Islam tidak akan pernah rela jika Nabi Muhammad Shalallaahu
'Alaihi Wasallam (صلى الله
عليه و سلم) beserta istri,
ayah mertua, keluarga, serta para sahabat beliau dinista harga dirinya.
Oleh karena itu, pemerintah RI perlu bersikap tegas terhadap pemeluk agama Syi’ah yang banyak meresahkan masyarakat dengan selalu menghina pribadi, keluarga, dan para sahabat Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), nabi dan rasulnya umat Islam, penduduk mayoritas negara ini. Sebab di mata hukum positif warisan kolonial Belanda yang dianut Indonesia saja, tindakan tercela itu sudah digolongkan dalam ‘religius blemish’ (menodai agama).
Pemerintah patut memperhatikan betapa banyaknya firman Allah Subhanahu wa-ta'ala (سبحانه و تعالى) dalam Al Qur’an yang mengancam orang-orang yang merusak kehormatan nabi dan rasul-Nya, yang salah satunya adalah, “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di
akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. Al Ahzab : 57)
Ketegasan sikap pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk SK pelarangan ajaran Syi’ah oleh lembaga negara yang berwenang, seperti Kejaksaan Agung RI. Pemerintah Indonesia patut kiranya mengikuti langkah pemerintah Arab Saudi, Yaman, Malaysia, Brunei Darussalam, dan negara-negara lainnya dalam pelarangan Syi’ah demi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat. Wallahu’alam.*
Penulis adalah Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Ichsan
Oleh karena itu, pemerintah RI perlu bersikap tegas terhadap pemeluk agama Syi’ah yang banyak meresahkan masyarakat dengan selalu menghina pribadi, keluarga, dan para sahabat Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), nabi dan rasulnya umat Islam, penduduk mayoritas negara ini. Sebab di mata hukum positif warisan kolonial Belanda yang dianut Indonesia saja, tindakan tercela itu sudah digolongkan dalam ‘religius blemish’ (menodai agama).
Pemerintah patut memperhatikan betapa banyaknya firman Allah Subhanahu wa-ta'ala (سبحانه و تعالى) dalam Al Qur’an yang mengancam orang-orang yang merusak kehormatan nabi dan rasul-Nya, yang salah satunya adalah, “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di
akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. Al Ahzab : 57)
Ketegasan sikap pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk SK pelarangan ajaran Syi’ah oleh lembaga negara yang berwenang, seperti Kejaksaan Agung RI. Pemerintah Indonesia patut kiranya mengikuti langkah pemerintah Arab Saudi, Yaman, Malaysia, Brunei Darussalam, dan negara-negara lainnya dalam pelarangan Syi’ah demi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat. Wallahu’alam.*
Penulis adalah Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Ichsan
0 komentar:
Posting Komentar