![](http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos2/BANGUNAN-LIAR-WARGA-KRISTEN-DI-T.jpg&h=235&w=355&zc=1)
AMBON (voa-islam.com) -
Sungguh tragis nasib kaum muslimin di Air salobar Ambon, ketika konflik
rumah mereka dibakar oleh salibis, anggota keluarganya dibunuh dan
harta bendanyapun dijarah oleh kaum salibis. Dan ketika kondisi Ambon
mulai kondusif, areal pemakaman (Taman Pemakaman Umum) milik mereka
diserobot oleh kaum salibis dijadikan permukiman, bahkan didepan pintu
masuk pemakaman tengah dibangun sebuah gereja.
Menurut
Mohammad Borut tokoh masyarakat Air salobar yang juga dosen di
Universitas Pattimura Ambon, areal pemakaman seluas 5 hektar tersebut
sudah ada sejak zaman Belanda tahun 1932. Selama kurun waktu sampai
tahun 2000 tidak pernah ada masalah dengan areal pemakaman muslim
tersebut. Tidak pernah ada pihak yang mengklaim kepemilikan lahan
tersebut sebab semua orang sudah tahu bahwa area tersebut memang Tempat
Pemakaman Umum kaum Muslimin.
Masalah
timbul ketika kondisi Ambon sudah mulai reda dari konflik pada tahun
2002 pada saat pengungsi Nasrani dari Ambon mulai berdatangan menempati
area pemakaman tersebut.
Perlu
diketahui bahwa Air Salobar ini terletak di Kelurahan Nusaniwe Kecamatan
Nusaniwe yang dikelilingi oleh kampung-kampung Kristen. Permukiman
muslim yang terdekat dari Air Salobar berjarak sekitar 5 KM.
Menurut
Bulis Rettob Ketua Tim Penyelesaian TPUI (Tempat Pemakaman Umum Islam)
Air Salobar kepada voa-islam.com mengatakan, kedatangan para pengungsi
di wilayahnya tersebut tidak pernah ada permintaan izin kepada
masyarakat muslim di Air Salobar. Para pengunsi ini kemudian membangun
rumah di areal pemakaman dari bangunan semi permanen sampai bangunan
permanen.
![](http://www.voa-islam.com/photos2/gereja-menyerobot-areal-pemakama.jpg)
Bahkan
di depan pintu masuk area pemakaman mereka sempat membangun gereja
sampai akhirnya dihentikan pembangunannya oleh Pemerintah Kota Ambon.
Sekretaris
Tim Penyelesaian TPU Islam Air Salobar Mohammad Borut mengungkapkan,
sebelumnya ada dari penghuni pemukiman liar yang seluruhnya Nasrani
tersebut membuat kandang babi di areal pemakaman.
Hal
tersebut membuat warga muslim Air Salobar marah dan meminta agar kandang
tersebut dibongkar. Akibat kejadian ini hampir saja terjadi bentrokkan
fisik antara warga muslim air salobar dengan pemukim liar yang Nasrani.
Di
areal pemakaman kini sudah berdiri sekitar 62 bangunan rumah permanen
dan semi permanen dan sisanya dijadikan kebun oleh para penghuni liar
tersebut.
Berbagai
upaya sudah ditempuh oleh warga Muslim Air Salobar untuk menuntut
haknya. Sudah lebih dari sepuluh tahun mereka meminta agar pemerintah
Kota Ambon menyelesaikan masalah ini. Namun sudah tiga kali pergantian
Wali Kota Ambon permasalah Tempat Pemakaman Muslim Air Salobar tidak
kunjung selesai dan pemukiman liar milik warga Nasrani pun terus
berkembang.
Janji dari Pemerintah Kota Ambon dan instansi terkait yang katanya akan menyelesaikan masalah tersebut hanya menjadi janji kosong tanpa bukti. Areal Pemakaman seluas Lima Hektar kini hanya tersisa tiga hektar.
AZHAR.M.F
0 komentar:
Posting Komentar