Dari sejumlah masjid yang ada di Kota Bandung, Masjid Besar Cipaganti
merupakan salah satu masjid tertua dan paling banyak menyimpan banyak
sejarah. Mesjid Besar cipaganti - merupakan masjid tertua kedua di
bandung, setelah masjid Raya Agung Bandung. Masjid ini dibangun pada
1933 diarsiteki oleh Kamal Wolf Schoemaker yang tutup usia pada tahun
1949. Proses pembuatan dan perencanaan terlihat dalam catatan yang
berada di salah satu tembok mesjid tersebut.
Profesor Kemal Wolf Schoemaker merupakan arsitek kenamaan Belanda yang juga merancang bangunan hotel Preanger dan Villa Isola. Pria berkebangsaan Belanda yang dikenal banyak meninggalkan heritage di Kota Bandung. Secara fisik, pengaruh Eropa terlihat dalam arsitektur Mesjid ini.
Dalam rancangannya, Schoemaker menggabungkan konstruksi bangunan dari berbagai budaya seperti lampu gantung di tengah masjid yang bergaya Eropa yang dikombinasikan dengan memasukkan unsur-unsur etnik Jawa dan Arab pada interior bangunan masjid ini.
Ornamen jawa terlihat pada ukiran-ukiran tembok yang berbentuk bunga atau sulur-sulur, sedangkan unsur arab terlihat dari dekorasi kaligrafi yang menghiasi masjid ini.
Mesjid ini didirikan atas anjuran bupati Bandung R.A.A Hasan Soemadipraja . Menurut bapa udju (salah satu pengurus masjid), beliau mengatakan, Mesjid Cipaganti sudah beberapa kali mengalami renovasi namun cirikhasnya masih dipertahankan seperti pintu dan gerbang berbentuk kubah yang terbuat dari tembok berhiaskan kaligrafi warna hijau. Dan ornamen mesjid yang masih sangat terjaga kondisinya seperti lampu, empat tiang penyangga masjid dari kayu jati, sejumlah kaligrafi, dinding bagian dalam, dan pondasi, ujar pria yang genap berusia 75 tahun ini.
Karena nilai sejarahnya itulah keberadaan Masjid Besar Cipaganti menjadi heritage yang harus dilindungi berdasar UU Cagar Budaya No 5/1992. Mesjid yang terletak di JL. Cipaganti No 85, Kecamatan Sarijadi, Bandung ini sebagai saksi sejarah yang tak lekang dimakan zaman meski berada ditengah – tengah bangunan moderen yang menjulang di jalan Cipaganti bandung.
AZHAR.M.F
Profesor Kemal Wolf Schoemaker merupakan arsitek kenamaan Belanda yang juga merancang bangunan hotel Preanger dan Villa Isola. Pria berkebangsaan Belanda yang dikenal banyak meninggalkan heritage di Kota Bandung. Secara fisik, pengaruh Eropa terlihat dalam arsitektur Mesjid ini.
Dalam rancangannya, Schoemaker menggabungkan konstruksi bangunan dari berbagai budaya seperti lampu gantung di tengah masjid yang bergaya Eropa yang dikombinasikan dengan memasukkan unsur-unsur etnik Jawa dan Arab pada interior bangunan masjid ini.
Ornamen jawa terlihat pada ukiran-ukiran tembok yang berbentuk bunga atau sulur-sulur, sedangkan unsur arab terlihat dari dekorasi kaligrafi yang menghiasi masjid ini.
Mesjid ini didirikan atas anjuran bupati Bandung R.A.A Hasan Soemadipraja . Menurut bapa udju (salah satu pengurus masjid), beliau mengatakan, Mesjid Cipaganti sudah beberapa kali mengalami renovasi namun cirikhasnya masih dipertahankan seperti pintu dan gerbang berbentuk kubah yang terbuat dari tembok berhiaskan kaligrafi warna hijau. Dan ornamen mesjid yang masih sangat terjaga kondisinya seperti lampu, empat tiang penyangga masjid dari kayu jati, sejumlah kaligrafi, dinding bagian dalam, dan pondasi, ujar pria yang genap berusia 75 tahun ini.
Karena nilai sejarahnya itulah keberadaan Masjid Besar Cipaganti menjadi heritage yang harus dilindungi berdasar UU Cagar Budaya No 5/1992. Mesjid yang terletak di JL. Cipaganti No 85, Kecamatan Sarijadi, Bandung ini sebagai saksi sejarah yang tak lekang dimakan zaman meski berada ditengah – tengah bangunan moderen yang menjulang di jalan Cipaganti bandung.
AZHAR.M.F
0 komentar:
Posting Komentar