Dari kawasan Arcamanik menju ke Gasibu, tampak salah
satu landmarknya Kota Bandung yaitu Gedung Sate, bangunan bersejarah
yang dibangun oleh pemerintah kolonial pada tahun 1920 yang hingga kini
masih kokoh berdiri dan dijadikan kantor pemerintahan Provinsi Jawa
Barat.
Dari kawasan Gedung Sate, perjalanan dilanjutkan menuju daerah Ciateul atau Jalan Inggit Garnasih. Di sini kami mengunjungi sebuah rumah yang dulunya merupakan rumah tinggal ibu Inggit Garnasih beserta Presiden Soekarno. Sebagai informasi Ibu Inggit Garnasih merupakan perempuan di balik kegemilangan sang proklamator Soekarno dalam mencetuskan ide kebangsaan serta berjuang merebut kemerdekaan dengan diplomasi.
Di rumah inilah sering diadakan berbagai pertemuan para pahlawan dengan Soekarno dalam menentukan arah perjuangan, sehingga Belanda akhirnya angkat kaki dari nusantara. Perjuangan Inggit dalam membantu sukarno sangat besar,jiwa raga di abadikan untuk membantu Soekarno. Dari mulai kedatangannya ke Bandung untuk bersekolah sampai memimpin pergerakan melawan belanda.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan seorang laki laki sukses,di belakangnya pastilah berdiri seorang perempuan hebat. Pepatah ini benar adanya apabila di rujuk pada kehidupan Soekarno ketika berjuang melawan kolonial Belanda. Di rumah sederhana yang pernah mereka tinggali ini,sekarang berisi beberapa peninggalan kedua pahlawan ini terutama foto foto semasa perjuangan dahulu.
Setiap harinya ada saja pengunjung yang datang ke rumah ini,selain melihat berbagai peninggalan,ada sebuah renungan bagi kita yang mengunjungi rumah ini,bahwa perjuangan melepaskan diri dari kolonialisme itu di tebus dengan perjuangan panjang di sertai darah dan air mata.oleh karena itu,isilah kemerdekaan dengan hal hal yang berguna bagi nusa bangsa dan agama mu.
Dari Ciateul perjalanan dilanjutkan menuju gedung Indonesia menggugat,gedung ini dulu nya merupakan bekas pengadilan kolonial.keberadaan gedung ini sangat erat kaitan nya dengan perjuangan sukarno,di tempat inilah sukarno membacakan pledoi Indonesia menggugat yang pada saat itu mengguncang dunia.dan peran ibu inggit dalam perumusan pledoi ini sangat vital,beliau lah yang menyelundupkan buku buku referensi buat sukarno dalam menyusun pledoi ini.Di dalam gedung ini masih tersimpan satu set kursi pengadilan serta foto foto dari sukarno beserta kawan kawan sebelum mereka di adili di gedung ini.
Saat ini gedung yang masih tertata asri ini dijadikan tempat untuk menggelar berbagai diskusi mengenai kebangsaan,kegiatan kegiatan budaya,bahkan adakala nya di jadikan tempat pameran. Setiap harinya dibuka untuk umum, bila berkunjung ke gedung ini kita akan dibawa untuk bernostalgia mengenang kegigihan para pejuang dalam membebaskan bangsa ini dari cengkraman kolonialisme.
AMF
Dari kawasan Gedung Sate, perjalanan dilanjutkan menuju daerah Ciateul atau Jalan Inggit Garnasih. Di sini kami mengunjungi sebuah rumah yang dulunya merupakan rumah tinggal ibu Inggit Garnasih beserta Presiden Soekarno. Sebagai informasi Ibu Inggit Garnasih merupakan perempuan di balik kegemilangan sang proklamator Soekarno dalam mencetuskan ide kebangsaan serta berjuang merebut kemerdekaan dengan diplomasi.
Di rumah inilah sering diadakan berbagai pertemuan para pahlawan dengan Soekarno dalam menentukan arah perjuangan, sehingga Belanda akhirnya angkat kaki dari nusantara. Perjuangan Inggit dalam membantu sukarno sangat besar,jiwa raga di abadikan untuk membantu Soekarno. Dari mulai kedatangannya ke Bandung untuk bersekolah sampai memimpin pergerakan melawan belanda.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan seorang laki laki sukses,di belakangnya pastilah berdiri seorang perempuan hebat. Pepatah ini benar adanya apabila di rujuk pada kehidupan Soekarno ketika berjuang melawan kolonial Belanda. Di rumah sederhana yang pernah mereka tinggali ini,sekarang berisi beberapa peninggalan kedua pahlawan ini terutama foto foto semasa perjuangan dahulu.
Setiap harinya ada saja pengunjung yang datang ke rumah ini,selain melihat berbagai peninggalan,ada sebuah renungan bagi kita yang mengunjungi rumah ini,bahwa perjuangan melepaskan diri dari kolonialisme itu di tebus dengan perjuangan panjang di sertai darah dan air mata.oleh karena itu,isilah kemerdekaan dengan hal hal yang berguna bagi nusa bangsa dan agama mu.
Dari Ciateul perjalanan dilanjutkan menuju gedung Indonesia menggugat,gedung ini dulu nya merupakan bekas pengadilan kolonial.keberadaan gedung ini sangat erat kaitan nya dengan perjuangan sukarno,di tempat inilah sukarno membacakan pledoi Indonesia menggugat yang pada saat itu mengguncang dunia.dan peran ibu inggit dalam perumusan pledoi ini sangat vital,beliau lah yang menyelundupkan buku buku referensi buat sukarno dalam menyusun pledoi ini.Di dalam gedung ini masih tersimpan satu set kursi pengadilan serta foto foto dari sukarno beserta kawan kawan sebelum mereka di adili di gedung ini.
Saat ini gedung yang masih tertata asri ini dijadikan tempat untuk menggelar berbagai diskusi mengenai kebangsaan,kegiatan kegiatan budaya,bahkan adakala nya di jadikan tempat pameran. Setiap harinya dibuka untuk umum, bila berkunjung ke gedung ini kita akan dibawa untuk bernostalgia mengenang kegigihan para pejuang dalam membebaskan bangsa ini dari cengkraman kolonialisme.
AMF
0 komentar:
Posting Komentar