Rumah dari pasir di Gaza, Palestina. (Alarabiya)
RSI Gaza berbentuk segi delapan yang terinspirasi dari Masjid Qubbah Sakhra di Al-Quds. Menurut Joserizal, lebih dari 1 tahun para relawan meninggalkan Tanah Air guna membangun rumah sakit yang diniatkan sejak 3 tahun lalu itu.
Jose mengatakan rumah sakit itu didukung penuh oleh rakyat Indonesia. Dengan berdirinya rumah sakit itu, “Nama Indonesia pun sudah begitu menggema di setiap sudut Kota Gaza. Jika rakyat Gaza bicara tentang Indonesia, maka akan teringat dengan jumlah muslim terbesar di dunia,” tulis dia.
Bangunan rumah sakit itu, kata Joserizal, merupakan bangunan pertama di Gaza yang dibangun dari nol sejak agresi Israel ke Gaza 2008-2009 yang lalu. Desainnya yang sangat asing membuat bangunan ini menjadi bangunan terunik di Gaza.
Menurut Joserizal, setelah melakukan supervisi terhadap seluruh pekerjaan lantai tiga selama kurang lebih 1 bulan penuh, akhirnya dilakukan pengecoran lantai terakhir rumah sakit itu pada Selasa, 20 Maret 2012.
Persiapan pekerjaan pengecoran dilakukan sejak pukul 03.00 dini hari waktu Gaza. Pukul 02.00 dini hari para relawan di posko Mer-c Gaza City telah bersiap berangkat ke lokasi rumah sakit di Bayt Lahiya Gaza Utara dan tiba di lokasi sekitar pukul 02.50 waktu setempat.
Sekitar pukul 04.10, pengecoran dimulai dengan menggunakan dua concrete pump dan puluhan pekerja. Tiga relawan engineer dari Indonesia ditambah dua orang engineer lokal Gaza mengawasi jalannya pekerjaan.
Suhu udara Gaza yang sudah mulai menghangat usai salat Subuh menambah semangat para pekerja dan relawan. Sementara bentuknya yang segi delapan cukup memudahkan para pekerja. Dalam waktu 8 jam proses pengecoran 500 m3 itu pun selesai pada pukul 12.00 waktu Gaza.
azhar.m.f
0 komentar:
Posting Komentar