Tidak ada yang kebetulan. Semua ada yang mengatur. Begitulah kata bijak yang sering didengar dunia manusia. Sebaliknya bagi kami, para setan, kata-kata itu sedikit konyol dan menggelikan. Ya, karena kamilah aktor yang mengatur. Kami mau buka-bukaan saja. Kamilah yang menggoda dan membisikkan kejahatan kepada manusia yang lalai. Lalu kami jadikan kejahatan, permusuhan, kebencian, kedengkian, dan kemaksiatan yang merusak umat manusia, tampak indah di mata mereka. Sudah banyak musuh-musuh yang mendiskreditkan upaya kami. Tidak apa-apa, itu merupakan bagian dari perjuangan. Mereka boleh menghina kami.
Tuhan mereka menyebut kami sebagai 'musuh yang nyata'
bagi manusia. Faktanya, banyak dari mereka yang beralih kiblat dan
menjadi sekutu kami. Sekutu untuk merusak, bukan hanya untuk mereka
sendiri, tapi bagi umat manusia, langsung atau tidak langsung. Oh ya,
tugas kami menggelincirkan manusia sebagai pribadi sudah banyak
diekspos. Mungkin tidak banyak manusia yang tahu, kalau agenda itu terus
kami tingkatkan dan perbaharui. Targetnya, bagaimana kerusakan yang
menyengsarakan manusia dalam skala masif bisa tercipta. Oke lah,
manusia-manusia yang menjadi musuh kami pasti tahu agenda utama kami:
menggelincirkan mereka dari jalan kebenaran. Tapi, jangan sangka manusia
yang khusyu' dalam majelis ilmu dan majelis dzikir, akan terus selamat
dari rekayasa kami. Tidak! Melalui kolega-kolega kami, manusia-manusia
berjiwa setan, upaya merubuhkan mereka terus kami rancang. Melalui
cara-cara politik yang lihai serta rekayasa ekonomi dan keuangan.
Penetrasi melalui ekonomi? Merekayasa keuangan?
Mungkin terdengar aneh. Tapi itulah salah satu penetrasi terbesar kami.
Jangan kira tragedi ekonomi yang menyapu hampir semua kawasan Asia
Tenggara pertengahan 1997 lalu, lepas dari semua campur tangan kami.
Benar seperti kata manusia, bencana itu tidak terjadi secara kebetulan.
Bencana itu bagian dari kerja keras kami agar manusia saling jegal,
menggunakan cara-cara kami -yang acap kali dicap kotor oleh sebagian
manusia- untuk mengeruk keuntungan pribadi dan golongan, dan menyisakan
kesengsaraan bagi mayoritas yang lain.
Dimulai dari melemahnya mata uang Bath Thailand
terhadap dollar AS, yang kemudian seperti bandul cepat merembet ke
negara-negara lain termasuk Indonesia. Tiba-tiba begitu banyak orang,
perusahaan, bahkan negara yang utangnya menumpuk karena mata uang
domestik terdepresiasi terhadap mata uang asing. Kami bersorak!
Kemiskinan dan kemelaratan cepat merebak. Seperti membalikkan telapak
tangan. Yang kemarin masih kaya tiba-tiba jatuh miskin. Yang kemarin
sudah miskin, pasti lebih celaka lagi. Banyak orang yang tiba-tiba
menganggur karena terkena dampak rasionalisasi. Hidup menjadi tambah
sulit.
"Jangankan mencari yang halal, yang haram pun susah,"
begitu keluh kesah sebagian manusia yang frustasi. Sekali lagi kami
bersorak. Inilah salah satu prestasi terbaik kami, untuk tidak menyebut
yang terbagus setelah menggelincirkan Adam dan Hawa dari singgasana
surga! Karena melalui pintu-pintu kemiskinan manusia dengan mudah kami
bawa ke pintu kekufuran. Sepanjang tahun kami tertawa mengenang
kemenangan kami dan ketololan manusia.”
Inilah sepenggal kisah pembuka penuturan setan mengenai
krisis moneter yang terjadi dan dirangkum dalam buku "Satanic Finance"
ditulis oleh DR. Ahmad Riawan Amin, ditektur International Islamic
Financial Market. Dalam buku ini digambarkan sistem keuangan yang
menguasi dunia dan yang berlaku hampir di setiap negara di dunia dengan
gaya penuturan seperti cerita yang dikisahkan oleh setan sang aktor
dibalik sistem keuangan dunia.
Buku Satanic Finance karya Ahmad Riawan Amin dibuat
ringkas dengan bahasa yang sederhana dan dibuat dalam 5 bab. Bab pertama
diulas mengenai bahaya penerapan the three pillars of evil, dilengkapi
kisah Sukus dan Tukus yang bisa menjadi cermin sederhana bagaimana
sistem pilar setan memerosokkoan ekonomi, menceraiberaikan budaya saling
tolong dan meyibukkan manusia untuk terus berkompetisi. Bab kedua
mengulas bahaya utang dalam perpektif individu maupun negara. Bab ketiga
mengulas bagaimana fiat money khususnya dollar, menjadi racun ekonomi.
Bab keempat, dimunculkan solusi dari fiat money. Dan bagian kelima
menjadi fragmen penutup, mencari yang pembebas.
Namun, rasanya akan kurang lengkap jika hanya membaca
bagaimana paparan setan tentang penetrasi dan keberhasilan mereka
menggelincirkan manusia melalui sistem ekonomi dan keuangan tanpa
membaca Eramuslim Digest edisi 8 yang juga bertema The Satanic Finance:
Konspirasi di Balik Sistem Keuangan Dunia.
Pada Eramuslim Digest dikupas secara tuntas tentang
sejarah uang dan sistem keuangan dunia berdasarkan fakta yang tidak
banyak diketahui. Mulai dari sejarah uang, pemakaian emas, hingga segala
hal yang saling berkaitan dengan sistem keuangan serta aktor manusia
yang berada dibaliknya.
Kedua buku ini menjadi penting untuk dibaca bagi setiap
muslim untuk mengetahui secara jelas siapakah musuh-musuh Allah SWT
dalam bidang keuangan. Dan solusi apakah yang seharusnya diambil dan
didukung penuh untuk dapat keluar dari satanic finance yang membelenggu.
Pesan sekarang juga Buku Satanic Finance karya DR. Ahmad Riawan Aminn, dan dapatkan diskon 50% untuk pembelian Eramuslim Digest 8 The Satanic Finance. Jadi tunggu apalagi ?!
AZ_IB
0 komentar:
Posting Komentar