Nasrudin
Menolong Bulan
Ketika sedang berjalan-jalan, Nasrudin melewati sebuah sumur yang membuatnya ingin melongok ke dalamnya. Ketika itu hari mulai malam. Waktu Nasrudin menatap air dalam sumur itu, ia melihat bulan di sana.
"Aku harus menyelamatkan bulan!" pikir Nasrudin. "Jika tidak, ia tidak akan pernah beranjak, dan bulan puasa tidak akan pernah berakhir."
Akhirnya, ia mendapatkan seutas tali, dan kemudian, ia pun berteriak: "Pegang kuat-kuat, ya, terus bersinar!"
Tali itu ternyata terjerat pada sebuah batu besar di dalam sumur, dan Nasrudin menghela tali itu sekuat tenaga. Ketika ujung tali sudah hampir mendekatinya, ia jatuh terpelanting. Sambil terkapar, matanya memandangi langit, dan tiba-tiba saja, ia melihat sang Bulan sudah ada di sana. "Bisa juga engkau kuselamatkan," kata Nasrudin, "Betul 'kan, untung saja aku lewat."
Nasrudin Kehilangan Sorban
Suatu hari Nasrudin kehilangan sehelai sorbannya yang bagus dan berharga mahal.
"Kamu tidak sedih, Nasrudin?" seseorang bertanya kepadanya.
"Tidak. Aku optimistis, kok. Kau sendiri lihat, aku telah menawarkan hadiah setengah keping uang perak bagi siapa saja yang menemukannya."
"Tapi penemunya, tentu, tidak akan mengembalikan sorbanmu. Habis, hadiahnya tidak sebanding dengan nilai sorban yang seratus kali lipat itu."
"Sudah kupikirkan itu. Aku juga sudah membuat pengumuman bahwa sorban yang hilang itu kondisinya kotor sekali dan tua, berbeda dengan yang sebenarnya."
Makan Sop Bebek
Nasrudin memandang beberapa ekor bebek yang kelihatannya akan lezat bila dimasak. Mereka sedang berenang-renang di sebuah kolam. Ketika Nasrudin mencoba menangkapnya, bebek-bebek itu terbang. Setelah itu ia celupkan beberapa potong roti ke dalam air dan kemudian melahapnya.
Beberapa orang yang lewat bertanya apa yang ia lakukan itu.
"Aku sedang makan sop bebek," jawab Nasrudin kalem.
Ketika sedang berjalan-jalan, Nasrudin melewati sebuah sumur yang membuatnya ingin melongok ke dalamnya. Ketika itu hari mulai malam. Waktu Nasrudin menatap air dalam sumur itu, ia melihat bulan di sana.
"Aku harus menyelamatkan bulan!" pikir Nasrudin. "Jika tidak, ia tidak akan pernah beranjak, dan bulan puasa tidak akan pernah berakhir."
Akhirnya, ia mendapatkan seutas tali, dan kemudian, ia pun berteriak: "Pegang kuat-kuat, ya, terus bersinar!"
Tali itu ternyata terjerat pada sebuah batu besar di dalam sumur, dan Nasrudin menghela tali itu sekuat tenaga. Ketika ujung tali sudah hampir mendekatinya, ia jatuh terpelanting. Sambil terkapar, matanya memandangi langit, dan tiba-tiba saja, ia melihat sang Bulan sudah ada di sana. "Bisa juga engkau kuselamatkan," kata Nasrudin, "Betul 'kan, untung saja aku lewat."
Nasrudin Kehilangan Sorban
Suatu hari Nasrudin kehilangan sehelai sorbannya yang bagus dan berharga mahal.
"Kamu tidak sedih, Nasrudin?" seseorang bertanya kepadanya.
"Tidak. Aku optimistis, kok. Kau sendiri lihat, aku telah menawarkan hadiah setengah keping uang perak bagi siapa saja yang menemukannya."
"Tapi penemunya, tentu, tidak akan mengembalikan sorbanmu. Habis, hadiahnya tidak sebanding dengan nilai sorban yang seratus kali lipat itu."
"Sudah kupikirkan itu. Aku juga sudah membuat pengumuman bahwa sorban yang hilang itu kondisinya kotor sekali dan tua, berbeda dengan yang sebenarnya."
Makan Sop Bebek
Nasrudin memandang beberapa ekor bebek yang kelihatannya akan lezat bila dimasak. Mereka sedang berenang-renang di sebuah kolam. Ketika Nasrudin mencoba menangkapnya, bebek-bebek itu terbang. Setelah itu ia celupkan beberapa potong roti ke dalam air dan kemudian melahapnya.
Beberapa orang yang lewat bertanya apa yang ia lakukan itu.
"Aku sedang makan sop bebek," jawab Nasrudin kalem.
0 komentar:
Posting Komentar