Malam itu tanggal 2 Pebruari 2012 Bandung yang dingin ditambah hujan
belum cukup hangat -- walau acara ini diawali dengan makan malam plus
bajigur dan bandrek khas Bandung serta kulub suuk dan seupan pisang.
Diskusi tentang Palestina yang diselenggarakan di Gedung Pakuan, tempat
kediaman resmi Gubernur Jawa Barat mulai menghangat ketika para
pembicara mulai memberikan sambutan dan pidato tentang Palestina yang
dimulai oleh Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan, disusul oleh Ketua
Umum PP Persatuan Islam Prof. Dr. KHM Abdurrahman, MA yang juga sebagai
Ketua Forum Ulama se Asia Tenggara untuk Solidaritas Palestina.
Gedung Pakuan yang dibangun 1864 dengan arsitektur Indische Empire Stijl atas perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud ini menjadi hangat ketika pembicara terakhir Geoge Galloway tampil berapi-api, pria berkebangsaan Inggris dan anggota Parlemen Inggris selama 25 tahun tanpa putus ini tampil memukau dan fasih dalam menguraikan ketidakadilan yang diterima Negara dan bangsa Palestina, bahkan tatkala Prof. Maman harus meminta maaf ketika menyebutkan Inggris sebagai pembawa petaka bagi bangsa Palestina yang tanpa hak menyerahkan sebagian tanah Palestina kepada Israel yang tak berhak menerimanya. George dengan lantang menuduh negaranya sebagai kejahatan tak terampunkan, begitu juga ketika Prof Maman hanya menyebut SALAH SATU PERUSAHAAN ROKOK yang beroperasi di Indonesia sebagai penyumbang dan penyandang dana Zionis Israel, George mengatakan Prof. Maman terlalu sopan, dan ia langsung menyebut Philips Morris, dengan gaya seorang ulama -- George mengatakan bahwa merokok itu makruh, tapi merokok produk Philips Morris menjadi haram...
Begitu juga ketika menyebut salah satu penyandang dana Zionis lain: Starbuck (sebuah jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat yang bermarkas di Seattle-AS yang beroperasi di 44 negara dengan 15.012 kedai ini termasuk di beberapa kota di Indonesia) dengan tegas George mengatakan bahwa dalam secangkir kopi Starbuck ada setetes darah rakyat Palestina...(Sulwan Kosasih)
Oleh : Ibanz_H
Gedung Pakuan yang dibangun 1864 dengan arsitektur Indische Empire Stijl atas perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud ini menjadi hangat ketika pembicara terakhir Geoge Galloway tampil berapi-api, pria berkebangsaan Inggris dan anggota Parlemen Inggris selama 25 tahun tanpa putus ini tampil memukau dan fasih dalam menguraikan ketidakadilan yang diterima Negara dan bangsa Palestina, bahkan tatkala Prof. Maman harus meminta maaf ketika menyebutkan Inggris sebagai pembawa petaka bagi bangsa Palestina yang tanpa hak menyerahkan sebagian tanah Palestina kepada Israel yang tak berhak menerimanya. George dengan lantang menuduh negaranya sebagai kejahatan tak terampunkan, begitu juga ketika Prof Maman hanya menyebut SALAH SATU PERUSAHAAN ROKOK yang beroperasi di Indonesia sebagai penyumbang dan penyandang dana Zionis Israel, George mengatakan Prof. Maman terlalu sopan, dan ia langsung menyebut Philips Morris, dengan gaya seorang ulama -- George mengatakan bahwa merokok itu makruh, tapi merokok produk Philips Morris menjadi haram...
Begitu juga ketika menyebut salah satu penyandang dana Zionis lain: Starbuck (sebuah jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat yang bermarkas di Seattle-AS yang beroperasi di 44 negara dengan 15.012 kedai ini termasuk di beberapa kota di Indonesia) dengan tegas George mengatakan bahwa dalam secangkir kopi Starbuck ada setetes darah rakyat Palestina...(Sulwan Kosasih)
Oleh : Ibanz_H
0 komentar:
Posting Komentar