Dunia
seperti tak berkutik menghadapi kejahatan rezim Syiah-Alawiyyin di
Suriah. Tidak ada hari tanpa pembantaian terhadap rakyat di negeri itu.
Bashar
al-Assad tak bergeming menghadapi masyarakat dunia, yang memintanya
menghentikan kejahatan terhadap rakyatnya. Bashar al-Assad anak Hafez
al-Assad mengulangi sejarah pembantaian yang pernah dilakukan
ayahnya-Hafez al-Assad di tahun l982, yang membantai puluhan ribu
rakyatnya di Home (Hamma).
Rezim
Alawiyyin Suriah yang dipimpin Bashar al-Assad, bertekad mempertahankan
kekuasaannya dengan menggunakan segala cara termasuk membantai
rakyatnya. Liga Arab yang sudah mengeluarkan beberapa resolusi, dan
bahkan mengirim tim monitoring, tak membawa hasil. Pembantaian terus
berlangsung di Suriah. Perdana Menteri Turki Erdogan telah terbang ke
Damaskus, tetapi tak membuahkan hasil.
Mengapa
semua itu dapat berlangsung kekejian yang begitu telanjang? Mengapa
Bashar al-Assad, terus dibiarkan oleh masyarakat dunia, dan bahkan PBB
tak berhasil mengeluarkan resolusi, guna mengakhiri rezim Bashar
al-Assad, yang sudah membantai ribuan rakyatnya? Adakah nilai strategis
posisi Suriah secara regional?
Bashar
al-Assad merupakan dinasti terakhir dari al-Assad yang menjadi penjaga
berbagai kepentingan di Timur Tengah. Bukan hanya entitas politik Syiah,
yang sekarang ini membentang dari Lebanon, Irak, Iran, Bahrai, Saudi
dan Yaman, tetapi Israel juga sangat takut, bila Bashar al-Assad jatuh,
dan berkuasa kekuatan Sunni, terutama kekuatan politik Ikhwanul
Muslimin, maka itu berarti menjadi ancaman yang lebih besar,
dibandingkan ancaman Bashar al-Assad.
Sekarang
Bashar al-Assad dipertahankan habis-habis oleh Hisbullah, Iran, dan
Irak, serta Israel agar Bashar al-Assad tetap berkuasa. Setidaknya umur
kekuasaannya akan diperpanjang. Agar tidak segera jatuh. Kejatuhan
Bashar al-Assad di Suriah, akan mengubah geopolitik Timur Tengah.
Mengubah "Triangle Power", yaitu Irak (Syiah), Iran, dan Suriah, yang
sekarang ini memainkan peran yang sangat signifikan dalam peta politik
di Timur Tengah.
Seorang
peneliti di Randcop (Rand Corporation), sebuah lembaga "think-thank" di
Amerika, memprediksi kejatuhan Bashar al-Assad akan menjadi ancaman
nyata bagi Israel. Karena melalui wilayah Suriah, yaitu Dataran Tinggi
Golan, yang dapat langsung menebus batas wilayah Israel, dan menuju
jantung Israel. Inilah yang menyebabkan mengapa, masyarakat dunia sampai
sekarang gamang menjatuhkan Bashar al-Assad.
Dataran
Tinggi Golan, wilayah yang sangat strategis, yang menjadi "front line"
(garis gepan) langsung negara-negara Arab dengan Israel, di mana dalam
perang tahun l967, oleh Presiden Suriah Hafez al-Assad, nyata-nyata
diserahkan kepada Israel. Di mana dalam perang tahun l967, yang mengubah
peta tanah Arab yang secara fundamental, tak lain, pengkhiatan dari
para pemimpin Arab, termasuk Presiden Hafez al-Assad.
Kejatuhan
Bashar al-Assad di Suriah, dan bergantinya rezim di Suriah kepada
pemerintahan yang bercorak Sunni, sangat dikawatirkan oleh rezim-rezim
Syiah, seperti di Lebanon, Irak, dan Iran, yang berbatasan langsung
dengan negara itu. Dengan bergantinya kekuasaan baru di Suriah, yang
notabene Sunni, dan munculnya kekuatan politik baru, terutama dari
Ikhwanul Muslimin, maka akan membendung dan ekspansi kekuatan Syiah ke
seluruh Timur Tengah.
Sekarang
terjadi kolaborasi antara berbagai kekuatan politik, Hesbullah, Irak,
Iran, Israel dan Barat, yang terus mempertahankan rezim Bashar al-Assad
agar tidak jatuh. Kejatuhan Bashar al-Assad, dampaknya jauh lebih besar
dibandingkan dengan jatuhnya Hosni Mubarak.
Inilah
malapetaka politik bagi rezim-rezim Syiah di Timur Tengah, dan Israel,
yang sangat takut dengan kejatuhan Bashar al-Assad. Mereka melakukan
kolaborasi mempertahankan Bashar al-Assad, sampai titik darah
penghabisan. Wallahu'alam.
AZHAR.M.F
0 komentar:
Posting Komentar